Selasa, 20 Januari 2015

Gak Peka, yakin?

“Ga peka banget sih!”
                Mungkin kalian sering denger kalimat itu dari beberapa orang terdekat kalian. Atau mungkin kalian sering denger kalimat itu dari mereka yang berantem gara-gara si cowok nggak nangkep apa mau si cewek. Atau ketika gebetan mereka nggak merespon terhadap sesuatu yang udah kalian tunjukkan dengan terang-terangan.
                Banyak arti dari “Gak Peka”. Bisa jadi, orang yang kalian maksud terlalu polos untuk menterjemahkan apa yang kalian mau. Atau mungkin orang yang kalian maksud segitu nggak ngertinya tentang apa yang kalian tunjukkin karena kalian nggak jelas maunya apa. Atau yang terakhir..
Mereka peka tapi berpura-pura nggak peka.
Gue pun sering dibilang, “Nggak peka banget sih!” yang lalu gue tanggepi hanya dengan sebuah senyuman atau tawa yang berderai.
                Banyak orang yang nggak tahu tentang apapun tapi berani men-judge sesuka hati. Termasuk peka dan nggak peka disini. Apasih yang jadi standar untuk membuat seseorang itu dikatakan nggak peka atau peka?
Bisa nangkep kode?
Bisa ngerti mau dari seseorang tanpa orang itu nunjukkin?
                Itu sih  lo hanya perlu dukun untuk tau apa yang dimaksud kalo orang itu nggak pernah nunjukkin. Bukan minta dipekain.
                Secara jujur , gue adalah tipe yang selalu melakukan tebakan sifat orang saat pertama kali ketemu. Misal ketika gue ketemu A gue pasti akan menilai dia dengan apa yang gue lihat saat itu. Tapi, gue nggak akan melihat sifat itu secara keseluruhan saat gue kenal dia. Itu akan berubah sendiri sesuai apa yang gue lihat selanjutnya.
                Bicara soal mereka yang peka tapi berpura-pura nggak peka adalah hal tersulit. Kita nggak pernah tau kan apa orang yang dimaksud itu peka terhadap apa yang kita lemparkan dan tunjukkan sementara sikapnya biasa-biasa aja. Tipe ini, lebih memilih untuk bungkam. Walau mereka tau apa yang sedang terjadi di sekeliling mereka. mereka lebih milih bungkam.
Kenapa sih?
Menurut gue (termasuk dalam tipe ini juga. HAHA) mereka gamau semuanya jadi kacau. Atau berubah. Atau menjadi kaku dan melepaskan mereka dengan orang-orang yang udah ada di lingkaran mereka. istilahnya, mereka akan terus mempertahankan status quo yang telah ada sebelumnya.
                Seringkali terjadi kan? Misal, ada A suka B lalu si A peka banget nih. Si B ditolak. Si B malu, trus ngejauhin si A. Terus A dan B ga pernah tegor-tegoran. Trus muncul quotes,
“Kita pernah sedekat nadi, sampai akhirnya sejauh matahari...”
Sedih kan?
                Nah! Orang yang pura-pura nggak peka ini maunya sih nggak kayak gitu. Maunya tetep baik-baik aja. Maunya ya gitu aja. Gue pribadi sih akan bertanya, “Sepenting itukah status untuk menjelaskan hubungan lo sama dia?” gabisa kah lo  tetap ngerasa spesial dengan adanya lo di kehidupan dia sampai nanti. Gabisa kah?
                Mungkin bagi sebagian orang, status adalah yang terpenting. Dimana kita melabeli dia yang kita suka dengan menjadi milik kita. Biar orang tau dan gabisa deketin. Iya?
tapi, sekarang gue tanya. Kalo lo hanya melabeli tanpa merasakan apapun, masih mau dilabeli? Masih perlu status?
                Tapi seperti gue bilang, seberapa pun orang-orang ini berusaha mati-matian untuk tetap berstatus quo. Mereka ga akan bisa. Situasi akan berubah. Dan mereka yang dipertahankan akan pergi-pergi juga. Berujung dengan sebuah kalimat,
“Dia aja nggak peka ama apa yang gue kasih. Gue mau stuck aja ama dia? Mending gue cari yang lain yang lebih peka!”
:)
                Nggak nyalahin siapapun sih kalo udah kayak gini. Ga ada yang patut disalahin juga. Mau gimana. People changed. Everything has changed kan? Ga ada yang mau stuck disitu aja. Iya. Nggak ada :)
                Tapi yang harus kalian tau. Ada alasan dimana orang-orang ini tetap mempertahankan status quo karena, ketika seseorang berubah, ketika semua menjadi tak sama, ketika itu pula, orang-orang ini akan merasa ini bukan dunianya. Ini bukan ruang lingkupnya. Lalu mereka pun akan berubah menjadi seseorang yang mungkin ga kalian kenal lagi.
Karena kalian udah keluar dari ruang lingkupnya
Karena kalian udah berjalan jauh dari batas yang bisa mereka gapai.
Karena mereka merasa, kalian telah jauh dan kalo mereka peduli terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kalian, itu akan melanggar privasi kalian.
Mereka pura-pura bodoh dan gatau. Demi kebaikan kalian. Karena itu masalah pribadi yang seharusnya hanya kalian yang tahu.
                Jadi, bersyukurlah sama orang yang masih peduli terhadap apa yang kalian lakukan. Masih ingetin kalian tentang kesalahan kalian. Atau secara blak-blakkan bilang mereka gasuka atas apa yang kalian lakukan. Jangan disia-siain. Karena kalau kamu udah keluar dari batas, buat mereka, untuk peduli sama kamu pun akan sama artinya dengan buang-buang waktu mereka.
Tapi, orang-orang ini, akan tetap ada di belakang kalian. Kapanpun kalian butuh, kapanpun dunia menikung kalian, orang-orang “Gak peka—padahal peka—ini akan selalu ada di belakang kalian. Berpura-pura bahwa dunia masih terus mendukung kalian—bukan menikung. Berusaha tak melihat hal buruk yang terjadi pada kalian. Karena itu adalah privasi.
Mereka adalah orang-orang yang akan menyambut kalian dengan kata,

“Gue disini. Lo bisa jadi diri lo tanpa berubah sedikitpun disini.”

0 komentar:

Posting Komentar