“Ga peka banget sih!”
Mungkin
kalian sering denger kalimat itu dari beberapa orang terdekat kalian. Atau mungkin
kalian sering denger kalimat itu dari mereka yang berantem gara-gara si cowok
nggak nangkep apa mau si cewek. Atau ketika gebetan mereka nggak merespon
terhadap sesuatu yang udah kalian tunjukkan dengan terang-terangan.
Banyak arti
dari “Gak Peka”. Bisa jadi, orang yang kalian maksud terlalu polos untuk
menterjemahkan apa yang kalian mau. Atau mungkin orang yang kalian maksud
segitu nggak ngertinya tentang apa yang kalian tunjukkin karena kalian nggak
jelas maunya apa. Atau yang terakhir..
Mereka peka tapi berpura-pura nggak peka.
Gue pun sering dibilang, “Nggak
peka banget sih!” yang lalu gue tanggepi hanya dengan sebuah senyuman atau tawa
yang berderai.
Banyak orang
yang nggak tahu tentang apapun tapi berani men-judge sesuka hati. Termasuk peka dan nggak peka disini. Apasih yang
jadi standar untuk membuat seseorang itu dikatakan nggak peka atau peka?
Bisa nangkep kode?
Bisa ngerti mau dari seseorang tanpa orang itu nunjukkin?
Itu sih
lo hanya perlu dukun untuk tau apa yang
dimaksud kalo orang itu nggak pernah nunjukkin. Bukan minta dipekain.
Secara jujur
, gue adalah tipe yang selalu melakukan tebakan sifat orang saat pertama kali
ketemu. Misal ketika gue ketemu A gue pasti akan menilai dia dengan apa yang
gue lihat saat itu. Tapi, gue nggak akan melihat sifat itu secara keseluruhan
saat gue kenal dia. Itu akan berubah sendiri sesuai apa yang gue lihat
selanjutnya.
Bicara soal
mereka yang peka tapi berpura-pura nggak peka adalah hal tersulit. Kita nggak
pernah tau kan apa orang yang dimaksud itu peka terhadap apa yang kita
lemparkan dan tunjukkan sementara sikapnya biasa-biasa aja. Tipe ini, lebih
memilih untuk bungkam. Walau mereka tau apa yang sedang terjadi di sekeliling
mereka. mereka lebih milih bungkam.
Kenapa sih?
Menurut gue (termasuk dalam tipe
ini juga. HAHA) mereka gamau semuanya jadi kacau. Atau berubah. Atau menjadi
kaku dan melepaskan mereka dengan orang-orang yang udah ada di lingkaran
mereka. istilahnya, mereka akan terus mempertahankan status quo yang telah ada
sebelumnya.
Seringkali
terjadi kan? Misal, ada A suka B lalu si A peka banget nih. Si B ditolak. Si B
malu, trus ngejauhin si A. Terus A dan B ga pernah tegor-tegoran. Trus muncul
quotes,
“Kita pernah sedekat
nadi, sampai akhirnya sejauh matahari...”
Sedih kan?
Nah! Orang
yang pura-pura nggak peka ini maunya sih nggak kayak gitu. Maunya tetep
baik-baik aja. Maunya ya gitu aja. Gue pribadi sih akan bertanya, “Sepenting
itukah status untuk menjelaskan hubungan lo sama dia?” gabisa kah lo tetap ngerasa spesial dengan adanya lo di
kehidupan dia sampai nanti. Gabisa kah?
Mungkin
bagi sebagian orang, status adalah yang terpenting. Dimana kita melabeli dia
yang kita suka dengan menjadi milik kita. Biar orang tau dan gabisa deketin. Iya?
tapi, sekarang gue tanya. Kalo lo hanya melabeli tanpa merasakan apapun, masih mau dilabeli? Masih perlu status?
tapi, sekarang gue tanya. Kalo lo hanya melabeli tanpa merasakan apapun, masih mau dilabeli? Masih perlu status?
Tapi seperti
gue bilang, seberapa pun orang-orang ini berusaha mati-matian untuk tetap
berstatus quo. Mereka ga akan bisa. Situasi akan berubah. Dan mereka yang
dipertahankan akan pergi-pergi juga. Berujung dengan sebuah kalimat,
“Dia aja nggak peka ama apa yang gue kasih. Gue mau stuck
aja ama dia? Mending gue cari yang lain yang lebih peka!”
:)
Nggak nyalahin
siapapun sih kalo udah kayak gini. Ga ada yang patut disalahin juga. Mau gimana.
People changed. Everything has changed kan? Ga ada yang mau stuck disitu aja. Iya.
Nggak ada :)
Tapi yang
harus kalian tau. Ada alasan dimana orang-orang ini tetap mempertahankan status
quo karena, ketika seseorang berubah, ketika semua menjadi tak sama, ketika itu
pula, orang-orang ini akan merasa ini bukan dunianya. Ini bukan ruang
lingkupnya. Lalu mereka pun akan berubah menjadi seseorang yang mungkin ga
kalian kenal lagi.
Karena kalian udah keluar dari ruang lingkupnya
Karena kalian udah berjalan jauh dari batas yang bisa mereka
gapai.
Karena mereka merasa, kalian telah jauh dan kalo mereka
peduli terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kalian, itu akan melanggar
privasi kalian.
Mereka pura-pura bodoh dan gatau. Demi kebaikan kalian. Karena
itu masalah pribadi yang seharusnya hanya kalian yang tahu.
Jadi,
bersyukurlah sama orang yang masih peduli terhadap apa yang kalian lakukan. Masih
ingetin kalian tentang kesalahan kalian. Atau secara blak-blakkan bilang mereka
gasuka atas apa yang kalian lakukan. Jangan disia-siain. Karena kalau kamu udah
keluar dari batas, buat mereka, untuk peduli sama kamu pun akan sama artinya
dengan buang-buang waktu mereka.
Tapi, orang-orang ini, akan tetap
ada di belakang kalian. Kapanpun kalian butuh, kapanpun dunia menikung kalian,
orang-orang “Gak peka—padahal peka—ini akan selalu ada di belakang kalian. Berpura-pura
bahwa dunia masih terus mendukung kalian—bukan menikung. Berusaha tak melihat
hal buruk yang terjadi pada kalian. Karena itu adalah privasi.
Mereka adalah orang-orang yang
akan menyambut kalian dengan kata,
“Gue disini. Lo bisa jadi diri lo tanpa berubah sedikitpun
disini.”
0 komentar:
Posting Komentar