“Jangan pernah capek jadi orang baik.” (Ka Deni, 2014)
Salah satu
kalimat yang kakak kelas gue berikan ke gue ketika gue mengeluh jadi orang baik
dan berniat menjadi jahat. Simpel. Namun kena. Gue sempat tertohok ketika
bacanya. Sempet nyesel udah berniat jadi orang jahat. Tapi setengah nyesel juga
jadi orang baik.
Baik gabisa
di definisikan dengan tepat sebenarnya. Semua orang punya definisi baik yang
beda. Mungkin kita ngerasa baik tapi bagi orang nggak baik. Atau sebaliknya. Yang
jelas, ketika kita berniat untuk menjadi bermanfaat untuk orang lain, disitulah
kita berproses menuju kebaikan.
Beberapa
hari belakangan, gue selalu ditimpa bertubi-tubi masalah. Karena ga mau
suudzon, gue selalu menanamkan dipikiran gue bahwa ini karena Allah sayang gue.
Sayang banget sampe ujiannya bener-bener wah banget lah pokoknya. Sampe gue
beneran butuh pegangan berapa kali. Harus berhenti, mikir, baru jalan lagi. Yang
lebih gila sih, gue sampe mau bikin ‘kepribadian baru’ yang sifatnya jahat biar
dia yang bales sakit hati gue. Iya segitunya.
Tapi untungnya
Allah memang menciptakan gue dengan segitu kuatnya. Iya, kuat di luar ambyar di
dalam. Hahaha. Bersyukurnya, gue ga jadi bikin kepribadian baru itu. Dipikir-pikir
ya serem juga sih jadi penderita D.I.D.
Karena kejadian
beberapa hari belakangan yang gue gatau darimana awalnya, dan tiba-tiba
diserang aja macam serangan fajar, gue kembali ke fase awal.
Fase dimana gue lelah banget jadi orang baik.
Fase dimana gue maunya jadi jahat.
Fase dimana gue berharap ga jadi gue yang sekarang yang
segitunya baik sama orang tapi ga pernah dibaikin.
Kalo ada
yang pernah ada di fase ini. Tenang. Lo normal kok. Namanya juga baru kecewa. Pasti
ada masa denial dimana lo masih berharap ini-itu. Masa dimana semua kalimat lo
berawalan seandainya.
“Seandainya gue ga kenal dia...”
“Seandainya gue ga terlalu baik...”
“Seandainya gue ga masuk di kimia...” (eh ini mah gue ya) atau
“Seandainya mereka aja yang ga masuk kimia...” (lah ini mah
gue lagi..)
Ya gitu.
Kecewa. Perasaan dimana seolah-olah lo dikhianati sama perasaan lo sendiri. Semacam
diboongin oleh orang yang lo percaya. Ya semacam itulah.
Gara-gara
kejadian kemarin, rasanya gue ga percaya semua perkataan apapun. Di luar gue
baik-baik aja kan? Masih ketawa? Masih. Masih bisa ngelawak? Masih. Iya di
luar. Di dalam? Ga ada yang tahu kalo di dalam gue setengah mati menahan
sebagian diri gue yang pengin jadi jahat. Ga ada yang tahu kalo di dalam,
lukanya sebesar itu dan gue berusaha ngobatinnya sendiri tanpa tahu pasti
caranya gimana luka itu bisa sembuh.
Gue bersyukur untuk memiliki sifat sanguinis di diri gue. Buat
siapapun yang udah ngasih tau gue kalo gue ini sanguinis, terima kasih. Setidaknya
gue masih bisa survive diatas sifat melankolis gue yang semakin hari ini
semakin mendominasi.
“Saying
‘I’m tired’ whe you’re actually just sad”--@dailyteenwords
Kalo udah
kecewa, kalo udah sakit. Ga ada kata yang pas selain bilang, “Gue Cuma capek
aja kok..” ketika ditanyain “Lo kenapa?”. Kata yang lumayan ampuh untuk sekedar
menutupi suasana hati lo yang sebenarnya. Karena ga seenaknya lo bisa bilang, “Iya
gue kecewa sama lo. Iya gue marah. Iya.. iya..”
Ah,
menjaga perasaan selalu serumit itu. Ketika seseorang mati-matian menjaga
perasaan orang lain, ketika itu juga orang yang dia jaga perasaannya, ga
melakukan hal yang sama. Biasa? Banget. Mau gimana? Ga setiap orang mau
repot-repot jaga perasaan orang sih. Sedih lah pokoknya :’)
“All
good things come to an end (Eeyore)”--@disneywords
Iya. Semua
yang baik pada akhirnya akan berakhir juga. Mungkin memang masa baiknya udah
lewat jauh dan sekarang masa buruknya. Iya, hidup kan kayak roda. Mungkin kita
lagi dibawah saat ini. iya, positif thiking aja udah. Kekecewaan yang kita
dapetin sekarang seharusnya dijadiin pelajaran, bahwa yang gue pelajarin dari
kejadian kemarin adalah:
- Ga semua orang harus lo jaga perasaannya. Hanya orang yang jaga perasaan lo lah yang pantas untuk itu.
- Gausah ber-ekspektasi orang akan baik sama lo kalo lo baik sama mereka.
- Gausah kepancing emosi. Karena sesungguhnya orang yang ngata-ngatain lo dengan bermacam-macam ungkapan dan kata yang ga pantas itu sebenernya mau bikin lo ikut pemainan mereka.
- Tetap kuat, guys!
“Always give your 100%. Except trust, because people change and promises
broken”--@yeahmahasiswa
And last,
“When
live gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand
reasons to smile. Be happy and smile.”--@dailyteenwords