Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 20 Desember 2013

Bait-bait Si Pengagum Rahasia



Hai kamu! Iya. Kamu. Pria berjaket merah yang sedang berdiri di ujung sana. Kemarilah. Duduklah disini bersamaku. Sebentar saja. Maka akan kuceritakan sebuah cerita tentang penantian, tentang bagaimana menunggu seseorang yang sejak lama kau kagumi. Ceritaku.


Kepada kamu yang mempunyai tatapan meneduhkan. Aku menyukaimu. Sangat menyukaimu. Ketahuilah, rasa ini tercipta karena dirimu. Tatapan yang meneduhkan itu, membuatku hanyut. Hanyut dalam rasa yang tercipta sendiri.


Kepada kamu, yang sangat suka tersenyum. Hei! Apa kamu tahu? Aku sangat suka momen ketika kamu tersenyum. Atau bahkan tertawa. Aku suka melihat lengkung kecil itu ada di bibirmu. Terlihat manis. Membuatku ikut tersenyum. Membuatku tak bisa mengalihkan pandangan barang sekejap saja. Senyum itu membiusku. Membuatku mabuk, dan hampir tak sadarkan diri. Seperti candu, senyum itu selalu membuatku ketagihan. Membuatku selalu ingin menikmatinya. Bahkan, aku sangat tak rela jika ketinggalan momen saat kamu tersenyum. Walau aku tahu, alasan kamu tersenyum atau tertawa itu bukan aku. Iya, bukan aku.


Kepada kamu, yang selalu kulihat dari jauh. Hei, kamu yang punggungnya selalu ku tunggu. Yang jejak kakinya selalu kunanti. Coba, lihatlah aku. Aku, yang selalu berdiri di belakangmu. Aku, yang selalu mengawasimu dalam jarak tertentu. Menjagamu diam-diam. Memelukmu dalam doa. Apa kamu pernah sadar keberadaanku? Walau itu hanya sekejap saja?


Ah, kamu takkan pernah tahu rasanya jadi aku. Jadi aku, yang hanya bisa berdiri jauh mengamatimu. Jadi aku, yang sekuat tenaga menahan rasa sakit ketika kamu tanpa sadar dekat dengan wanita lain. Iya. Kamu takkan tahu rasanya ketika duri-duri kecil itu menancap pada hatimu. Membuatmu harus merasakan perih yang tidak berujung.


Aku tahu, kamu bahkan tidak pernah tahu rasanya ketika kamu mengagumi seseorang terlalu dalam. Saking dalamnya, bahkan kamu tidak mengerti dan tidak sadar saat rasa kagum itu berubah menjadi rasa suka. Iya. Tepat. Itu perasaanku. Benar, perasaanku kepadamu yang bahkan tidak aku ketahui sejak kapan berubah.


Seperti terjatuh dalam samudera yang luas. Dan yang kulakukan saat itu hanya menyelam. Menyelam dalam lautan yang tidak mempunyai dasar. Seperti itulah perasaanku. Aku terus menyelam dalam harapan yang kubuat sendiri. Yang akhirnya, menenggelamkanku dalam sebuah mimpi semu yang tak berujung.


Saat aku memutuskan untuk berhenti menyelam dan menepi. Seperti itulah, saat aku menyerah pada keadaan. Saat aku tersadar, bahwa rasa ini takkan pernah terwujud. Saat aku putus asa terhadap mimpi yang kubuat. Saat aku tak lagi percaya pada harapan yang telah ku gantung tinggi.
Jangan pernah sebut aku bodoh. Aku hanya kurang pintar. Terutama, dalam mengendalikan semua harapan ini.


Untuk kamu, Mentariku. Tetaplah menyinari aku, semestamu. Walau aku tahu, bukan hanya aku yang menikmati sinarmu.


Teruntuk kamu, Penyemangatku. Maafkan aku yang tak pernah bisa untuk mengungkapkan perasaan ini. Maafkan aku yang tak pernah rela membagi perasaanku padamu. Bukan, aku bukan tidak rela. Sungguh, aku bahkan sangat ingin membaginya kepadamu. Tapi, apa kamu mau menerimanya? Apa kamu sudi untuk merasakan perasaan yang kurasakan?


Pada tetes hujan yang turun hari ini, aku menitipkan rindu pada tiap tetesnya padamu. Pada angin yang berhembus. Aku menitipkan sebuah bisikan untukmu. Bahwa aku menyayangimu. Dan pada pekatnya malam, aku menitipkan rasa ini. Kepada kamu, aku menitipkan sebagian hatiku di sudut tak tersentuh di ruang hatimu, ya. Tolong jaga baik-baik hatiku. J



Dan inilah akhir dari sebuah bait-bait tak bermakna yang hanya bisa terekam dalam sebuah lembaran putih bersih tak bernoda. Kata-kata dari seorang pengagum rahasiamu.

Rabu, 04 Desember 2013

Teman Terbaik.

Kalian pernah punya teman terbaik?

teman yang selalu ada disaat lo lagi jatuh.

teman yang selalu marahin lo ketika lo berbuat sesuatu yang bodoh. bukan, mereka marah bukan karena benci. justru, mereka marah karena sebenernya, dibalik marahnya mereka, mereka ga mau ngeliat lo sakit dan meneteskan air mata lagi.

teman yang selalu ada disaat lo lagi berbuat konyol atau malu-maluin di depan publikdan mereka bukanya bergerak menjauh, tapi ikut-ikutan malu-maluin.

tapi mereka adalah teman yang sama sekali ga marah saat lo ada di fase bahagia, dan ga melibatkan mereka dalam momen bahagia lo.

gue punya. teman-teman terbaik gue dalam menghabiskan masa-masa Putih Abu-abu yang--katanya--jadi masa paling indah. masa dimana semua berawal. masa peralihan.

temen-temen terbaik gue...



Namanya Ulva. tepatnya Ulva Mujianah. Anak terakhir dari.... duh lupa!. Ulva ini punya nama panggilan Sipoh alias Si pohon. gue ga begitu ngerti kenapa nama ini dicetusin sama Wace--dia kepala suku di Ipa3-- dan malah jadi nama paling beken dia sampai sekarang. mungkin karena mukanya yang mirip akar-akar pohon, atau mungkin badannya yang miring batang? entahlah. Ulva ini anaknya easy going banget. dia punya pacar adek kelas. dan masih bertahan sampai sekarang. cieeee. walaupun selama dia pacaran, baik gue, Umi, maupun Fajar selalu jadi setan yang mempengaruhin dia buat putus. Ya jelas, mana ada pacar tega ngatain pacarnya sendiri "Serbet Warteg"? -_- kan lucu. tapi untungnya ya dia ga dengerin nasehat nasehat menyesatkan itu. Hahaha. Ulva ini, sering banget ngomong bahasa jawa yang aneh-aneh. yang kadang, gue ga ngerti artinya itu apa. ya jelas, udah tau bahasa jawa gue remedial mulu. dan dia ngomong bahasa yang lebih aneh lagi. gimana ga binggung coba?


kedua ada..



Namanya Umi. Umi Nur Fitriani. Ga pernah inget gimana awalnya saat gue pertama kali kenal dia. Yang jelas, tiba-tiba gue udah main bareng aja gitu. anak yang paling kalem diantara kami berempat. anak yang paling 'Halus' . iya, halus nyindirnya. dia jarang ngomong, tapi sekali ngomong itu langsung nge jleeb dihati. dia juga ga pernah nyinyir kayak gue ataupun Fajar, tapi sekali nyinyir langsung bikin gondok hati. ah, Umi ini juga anaknya agak-agak lambat. baik jalan sama nulis. pernah waktu nulis soal kimia di papan tulis, saking lamanya dia nulis satu soal, guru kimia gue sampe bilang "Kamu nulis apa mbatik?"


terakhir ada..



Fajar. namanya Fajar Retnowati. eia di foto itu dia yang pake topi oren ya, bukan yang warna ijo atau yang megang balon. itu mah lain cerita. Fajar ini temen sejak gue kelas 1. jadi gue sama dia udah 3 tahun sama-sama. mungkin kalo gue cewek dan dia cowok kami udah anniv 3 tahunan dan sekarang harus LDR Tegal-Jakarta. Hahaha. Gue dan Fajar punya nama panggilan "Betat". Singkatannya Belahan Pantat. Karena waktu itu dimana ada gue pasti ada dia. dan istilah Belahan Hati atau Belahan Jiwa itu udah terlalu menstrem. Tadinya gue pengen nyebut kalo kita itu Belahan hidung. tapi kalo disingkat jadi Bedung. kayaknya gak banget. ga enak di denger. Fajar ini anaknya jujur, saking jujurnya sampe ngomentarin orang yang mukanya jelek pun dia bakal bilang langsung ke orangnya kalo dia jelek. Pffttt.

Momen-momen :


                                       ini pas wisuda




                                    ini pas perpisahan


                                  sama Ulva :D


                               abis narik becak (?)


                                   sama Fajar, semprul -__--



                          sama Umi

sekarang, gue rindu mereka -_-

Kamis, 28 November 2013

Menunggu?


apa yang ada di benak lo ketika denger kata menunggu?

menunggu itu, seperti kata grup band Zevilia yang nyanyi Aishiteru, menyebalkan.

iya, menunggu itu, selalu jadi kegiatan paling ngebetein buat seseorang. selalu jadi kegiatan ngebosenin dan.. menyebalkan.

karena, di setiap kegiatan menunggu, ga ada yang bisa kita lakuin selain menunggu orang yang kita tunggu.

binggung? Sama. gue juga.

ya intinya mah, ga enak deh dalam menunggu.

apalagi menunggu ketidakpastian.

Ga dipungkiri juga, dalam hidup kita emang selalu punya dua pilihan. Menunggu atau Ditunggu. Segala yang ada di kehidupan kita juga ga luput sama keadaan Menunggu dan Ditunggu kok. Ya, contohnya Menunggu ajal dan Ditunggu Yang Maha Kuasa. #Yaelahsamaaja.

Tapi, se-nggak-enak-enaknya menunggu itu ya menunggu ketidakpastian.

Saat menunggu ketidakpastian, lo nggak bisa apa-apa. bahkan kayaknya ga sanggup untuk ngelakuin apa-apa. ntah kenapa lo lemah. lo ngerasa lo ga bisa berbuat apa-apa selain hanya menunggu "Dia" yang lo harap memberi kepastian secepatnya.

Tapi, kebanyakan orang bukannya takut meminta kepastian. lebih tepatnya, takut menerima kepastian.

"Minta kepastian dong, jangan mau digantungin lama-lama. ntar keburu dia diambil orang"


Sebenarnya, semua cewek yang saat ini lagi menunggu untuk sebuah ketidakpastian itu pasti berani kok meminta kepastian kepada "dia" yang sedang ditunggu. Hanya saja, sebagian dari mereka belum berani menerima sebuah kepastian yang bakalan dipastiin sama "dia" yang ditunggu.

Iya, kalo kepastian dari "dia" yang ditunggu itu bisa membayar habis semua masa menunggu dan penantian kita dengan sebuah kisah manis yang akan dijalanin berdua. Lah kalo ngga gimana?

#pahit

Yang ada cuma bikin sakit hati, kecewa, dan berfikir "Berarti gue nunggu selama ini itu sia-sia?"
bagi sebagian orang yang otaknya pendek malah mungkin bakal berakhir dengan minum Baygon aneka rasa.

Seperti kata Vierra : Jangan menunggu bila tak bisa nunggu.

coba diresapi dalam-dalam. intinya lirik itu nyindir kita--orang orang--yang kerjaannya menggerutu tiap menit untuk dapat kepastian yang jelas.

Ya, kalo lo ga bisa nunggu untuk dia yang lo anggap paling baik buat lo, untuk sekedar mendapat kepastian dia dengan cepat agar lo ga kelamaan nunggu kek jemuran yang kelamaan digantung. satu hal : GA USAH MENUNGGU. Mending tinggalin dan cari yang baru.

Dalam menunggu, juga wajib ada pengorbanan. pengorbanan hati, waktu, usaha.

Ya intinya, biar menunggu dalam ketidakpastian itu ga sia-sia ada baiknya selama kita menunggu ketidakpastian dari dia itu sambil memperbaiki diri. jadi seandainya, kita mendapat jawaban yang buruk dari ketidakpastian itu kita bisa menjadi lebih baik untuk orang yang tepat nantinya.

At least Quotes :
Semoga orang yang kamu tunggu itu.. datang di waktu yang tepat sehingga tak membuatmu terlalu lama termangu--Oka

Sabtu, 23 November 2013

Ini Hidupmu, Lalu....?


Ngomongin Hidup..

yang namanya hidup emang selalu penuh ketidakpastian.

penuh masalah, penuh teka-teki atau penuh kejutan-kejutan yang ga bakal lo sangka.

disini, ada yang pernah anggap hidup itu ga adil?

atau menganggap hidup orang lain lebih beruntung dan lebih enak daripada kehidupan kita sendiri ngga?

Gapapa sih, itu wajar kok.

gue juga sering nganggap hidup orang lain lebih beruntung dari gue, lebih enak dari gue. lebih semuanya dari apa yang gue milikin saat ini. kadang malah gue iri dengan kehidupan teman gue itu. ya walupun gue tahu, iri itu ga baik dan termasuk penyakit hati.

mungkin iri kayak gitu karena kita selalu nengok ke atas. ke arah orang-orang yang hidupnya emang lebih dari kita.

manusia kan emang ga pernah merasa cukup

tapi saat lo nengok ke bawah, ke arah orang yang punya kehidupan dibawah lo. saat itulah lo bener-bener bersyukur atas apa yang lo punya saat ini.

terkadang, butuh kehidupan orang lain untuk melihat kehidupanmu sendiri.

gue pernah ada di masa ga bersyukur atas hidup yang telah gue punya. Masa dimana gue menyepelekan kehadiran orang tua gue di dalam hidup gue. Menyepelekan disini, bukan bermaksud gue itu ga menghargai orang tua. justru, gue merasa, karena masih ada orang tua gue, apa-apa mesti gue ngandelin orang tua. apa-apa ngerengek sama Mamah-bapak gue.

sampai tiba saatnya gue dilepas untuk ngejalanin masa Putih abu-abu gue di rumah nenek gue dan jauh dari orang tua.

dirumah nenek gue, gue belajar satu hal. bahwa hidup deket orang tua itu emang bener-bener surga dunia. enak parah! dibanding saat lo jauh dari orang tua.

disana kayaknya hidup gue sengsara banget. apa-apa sendirian. mau beli pulsa aja kayaknya tuh berat banget. fakir miskin sejati. saat itu, kalo mau beli apa-apa gue mesti nabung dulu dari uang jajan gue yang cuma 6000. uang jajan gue yang 6000 itu belum dipotong sama ongkos angkot 2000 pulang-pergi. uang kas 2000 yang selalu di tagih bendahara kelas yang kalo nagih kayak abang angkot yang di kejar target. kejam. sadis.

jadi jajan bersih gue cuma 2000. untung saat itu, gue sekolah disana. yang 2000 masih bisa dapet roti, atau kalo ngga bakpau yang 1500 sama air mineral gelasan. mungkin kalo di Jakarta, 2000 gue cuma dapet angin...

Hidup adalah perjuangan

bahkan saking ngenesnya hidup gue saat itu, gue jadi orang pertama yang menolak abis-abisan kalo ada yang usul mengenai beli apa-apa yang mahal. sampe-sampe gue dijulukin "Si Pelit dari goa X.7"

mengenaskan...

tapi dari situ gue juga belajar, kalau kita mau sesuatu minimal kita harus berusaha dapetinnya. ya, misalnya berusaha nabung.

jauh dari orang tua itu, ga enak banget. gue ngerasain gimana perbedaan perhatiannya antara nenek gue sama Mamah gue.

berhubung nenek gue masih punya anak yang umurnya sekitar 23 tahun yang sekarang gue panggil kakak, dan dia adeknya mamah gue, perbedaan itu makin terasa.

misalnya saat gue sakit. nenek gue ga pernah se-perhatian mamah gue yang langsung nyuruh gue minum obat, mijetin gue dll deh. disana, gue cenderung diacuhkan. dibiarin kek ayam. sebaliknya, saat kakak gue itu sakit, langsung repot ini-itu. padahal dia sakitnya cuma masuk angin. tapi sampe dijabanin periksa segala. 

disitu.. gue iri.

Dari hidup yang lo punya, selalu ada yang ga suka sama hidup lo

iya, di hidup lo. lo pasti pernah kan ngerasain ada yang ga suka sama hidup lo?

kerjaannya komen aje kayak lagi nonton bola.
menurut gue, yang kayak gitu mah gausah lo ladenin. yang ada cuma bikin hidup lo repot.
komentar orang orang itu, harusnya cuma masuk kanan keluar kiri. kalo ada yang bagus baru diambil.


Mereka boleh berasumsi, tapi pada akhirnya kamu yang menentukan apa itu berpengaruh pada hidupmu atau tidak.

gue punya temen, sebut saja dia Syifa. anaknya cantik kok. sayang aja, dia terlalu percaya ama apa yang dia dengerin, ama apa yang orang asumsikan. pernah ketika itu, gue ama anak-anak ngatain dia jelek. sadis memang. tapi itu, cuma murni bercanda. dan dia... nangis. hahaha. padahal, kalo mau dibandingin pun masih cantikan dia daripada gue. kalo dia lebih PD dan ga terlalu ambil pusing omongan orang.

ya intinya. this is your life.  Enjoy, and make it happiness.




Jadi... Ini Perasaan Apa?


Ini masih tentang curhatan lama

tentang sebuah perasaan, iya. perasaan yang kadang ntah kenapa seringnya membuat hati kadang ga jelas. dan membuat otak kadang berfikir ulang.

sejujurnya, gue ga begitu ngerti tentang apa yang gue rasain akhir-akhir ini. sebuah perasaan yang merangsak (?) masuk dan minta difikirkan.

sebuah perasaan yang minta di jelaskan.

tentu saja, juga butuh kejelasan. 

awalnya, entah. mungkin ini hanya sebuah kisah biasa. atau gue yang emang terlalu lebay?

gue kira, gue hanya kagum dengan dia. dia yang biasa aja. karena gue ga menganggapnya se"spesial" dia yang satu lagi #ifyouknowwhatimean

tapi, rasa-rasanya perasaan itu berubah.

lalu, disebut apa perasaan ketika lo berhadapan dengan orangnya ga terasa apa-apa tapi ketika dia ga ada di dekat lo, ga ada di samping lo atau ketika dia ga muncul dan tertangkap retina mata lo, lo merasa kehilangan dia?

lo merasa jauh dari dia

lo merasa....

jadi itu perasaan apa?

jadi yang gue rasain masih tergolong rasa kagum ga sih?

seringnya gue, dan khilafnya gue, gue sering ga sadar perbedaan antara rasa suka, kagum, atau cuma penasaran.

juga perbedaan harapan dan ke ge'eran.

ah, iya. mungkin yang gue rasain cuma ke geeran.

sedih juga sih. tapi......

gue, orang yang mudah banget jatuh cinta. saking mudahnya jatuh hati itu, gue juga sering banget jatuh untuk hal-hal yang sebenernya.. ya kalo dipikirin bakal keluar kata "Kok bego banget sih lo?!"

mudah jatuh cinta juga ada dua kemungkinan. mudah bahagia, atau mudah sakit.

dan mungkin gue masuk kemungkinan kedua kali yah.

ah kan curhat ga penting. hahahah
 -________-


Sabtu, 16 November 2013

Renungan di Tengah Hujan


Kemarin, pertama kalinya gue pulang ke rumah jam setengah sebelas malam.

Cerita ini dimulai saat temen gue ulang tahun dan gue bersama temen sekelas gue ngerayain itu semua di dalam kampus.

berteman dengan hujan yang mulai rintik-rintik di pelataran parkir, gue dan temen sekelas gue mulai menceploki anak-anak yang ulang tahun dengan telor dan terigu.

tapi, semua berubah saat Acil menyerang...

gue yang lagi asik nyanyi Happy Birthday buat Raka mendapat sambutan segenggam tepung yang langsung di tempelkan ke muka dengan sadis.

gue langsung merutuk, karena muka gue udah jadi ga berbentuk. 

gue lari ke toilet dan bersihin muka gue, pas bersih gue keluar lagi.

lagi-lagi, karena mungkin ini hari sial gue, pas lagi nyanyi-nyanyi lagu happy birthday lagi, muka gue langsung dikasih satu tangan penuh cream bolu.

gue bete, gue sebel, bete bete bete~

ga mau kalah, gue ngambil tepung dan bales ke muka orang yang udah nepungin gue, ambil cream dan bales ke muka orang yang udah bikin muka gue tambah ga jelas.

dan peristiwa itu terjadi, peristiwa 15 november 

perang tepung dan cream bolu anak kelas Kimia-B. HAHAHA

gue balik ke toilet lagi, bersihin muka. keluar toilet, gue ketemu sama kaka tingkat gue yang ngajakin basket.

dia bilang, kalo ujan udah reda, bakalan basket. karena gue udah bawa perlengkapan gue mengangguk.dan dia bilang, dia bakal ngehubungin gue.

karena baju gue yang udah ga karuan dan bau amis gegara telur, gue mampir ke asrama temen gue untuk minjem baju.

di asrama, setelah ganti baju. gue melirik hape, hujan udah reda, dan kabar itu belum datang.

gue berusaha mengalihkan perhatian, tapi tetep aja ujungnya gue nunggu ada bunyi pesan masuk.

Ga ada yang enak dalam menunggu
 gue melirik jam di hape , jam setengah sembilan malam. gue langsung menelepon bapak gue untuk minta jemput.

singkatnya, gue balik dari asrama temen gue jam 9 lewat 10. di tengah perjalanan, tiba-tiba om gue nelfon. kalo dia yang bakal jemput gue, dan minta petunjuk arah karena dia gatau kampus gue.

setelah memberi petunjuk, gue kembali berjalan dan memutuskan untuk nunggu depan halte.

setengah jam menunggu, hujan mulai turun rintik-rintik.

gue menengadahkan kepala ke atas, melihat rintikan hujan yang turun perlahan. lalu kembali menatap jalan yang lumayan sepi.

Jadi ini yang namanya menunggu?, batin gue bersuara. 

"Ngga enak" gue menambahkan tanpa sadar, "Apalagi menunggu yang ga pasti."

gue kembali melemparkan pandangan ke arah jalanan yang kosong, lalu menyadari satu hal. gue berdiri di halte ini karena gue terlalu percaya sama omongan kaka tingkat gue yang mau ngajakin gue main basket. tapi nyatanya? ngabarin gue pun engga. gue digantung, diberi ketidakpastian.

dan dengan bodohnya, gue tetep mau nunggu dia ngabarin gue. ada keyakinan di hati yang selalu nyuruh gue untuk menunggu. paling ngga sebentar lagi.

tapi pada akhirnya gue jenuh sendiri. dan memutuskan untuk ga percaya kalo dia inget bakal hubungin gue. disitu, gue mau marah sih, mau maki-maki kenapa dia ga hubungin gue, bahkan untuk sekedar ngasih tau kepastiannya jadi latihan apa ngga.

berteman hujan yang makin lama makin deras, gue mulai mewek.

Ya, kesimpulannya.. jangan terlalu percaya sama semua omongan orang yang lo denger. terutama ketika berjanji. untuk orang yang ga bisa dikasih janji kayak gue, bakalan terus nunggu. walau untuk ketidakpastian sekalipun. percaya, menunggu yang ga pasti itu menyesakkan. waktu lo terbuang, perasaan juga ikut.. terbuang. yang harus lo lakuin adalah yakinin diri lo untuk ga terlalu lama menunggu lagi. Move, melangkah. walau gue tahu, langkah pertama justru jadi langkah paling berat. tapi ketika kita udah berhasil di pijakan pertama, seterusnya mudah.

pada akhirnya, di ujung ketidakpastian itu yang lo dapat hanyalah kecewa. dan di ujung langkah saat lo mulai meninggalkan ketidakpastian adalah sebuah perasaan lega. seperti gue yang lega, saat ngeliat Om gue udah dateng ngejemput gue. :)


 

Kamis, 14 November 2013

Seharusnya.. Ga Berharap


Seharusnya gue ga pernah berharap..

Pernah ngomong ke diri sendiri kayak gitu nggak? gue... sering.

Kadang kala sebuah harapan yang kita buat itu secara ga langsung menyakiti diri sendiri.

atau.. kadang malah bikin putus asa sendiri.

iya. tepat! berharapnya ga pasti soalnya.

berharap yang ga pasti itu cuma bikin capek hati. capek menebak-nebak. capek nunggu kepastian, capek untuk terus ngeyakinin diri sendiri.

berharap yang ga pasti itu seperti menangkap angin.

 iya. tau kan menangkap angin? He.em sia-sia.


berharap yang ga pasti itu emang kayak angin. ga bisa di tangkap, ga bisa di pegang, hanya bisa dirasakan. itupun, yang ngerasain hanya diri sendiri. 


kadang pula, harapan itu lebih menyakitkan dibanding sebuah kenyataan.

juga lebih pahit..

harapan yang ga pasti itu cuma jadi beban pikiran. nambah-nambahin masalah di otak.

tapi sayangnya, biarpun kenyataannya begitu, masih banyak orang yang tetap berharap dalam sebuah ketidakpastian.

sebenarnya, ketidakpastian sendiri ada karena kita ga mau memastikan. ga mau mencari tahu kepastiannya sendiri. maunya tetap menunggu, sampe kepastian itu datang sendiri.

tapi sampai kapan?

kadang pula, gue suka bertanya-tanya sama diri gue sendiri, untuk apa gue terus berharap yang ga pasti.

ya contohnya berharap ama 'Dia'

padahal, gue tahu kenyataannya. dia ga pernah ngeliat ke arah gue sedikitpun.

tapi,  gue tetep keukeh nunggu dia ngeliat gue .

iya. ini bodoh. saat lo ga ngelakuin apapun untuk sekedar nunjukin ke  dia kalo lo 'ada' tapi berharap dia sadar keberadaan lo.

kadang pula, gue sering mau nyerah sama perasaan. sama keadaan.

tapi, saat gue mencoba untuk nyerah sama sebuah perasaan yang didesak keadaan, ketika itu pula harapan lain tumbuh saat ngeliat dia datang.

ngeliat jejaknya dari jauh. yang walau gue tahu, bukan ke arah gue.

itu menyakitkan.

dan anehnya di tengah kesakitan itu, harapan baru muncul. atau.. harapan yang lama semakin kuat.






Rabu, 13 November 2013

Secret Admirer


Kamu pernah mengagumi seseorang?

tentu pernah bukan? oh ya, bagaimana rasanya?

mengagumi seseorang, selalu membuat kita merasa ga tenang. Ntah apa yang difikirkan orang-orang yang menganut (?) prinsip mengagumi seseorang ini. gue juga gatau. Tapi sialnya, gue pun terjebak dalam pengagum rahasia zone.

Jadi pengagum rahasia itu... ga bisa di jelasin deh.

kalo kata bang Oka, pengagum rahasia tuh hidupnya selalu di permudah. Bahagia aja di permudah, dengan ngeliat dia dari jauh aja udah seneng banget. Apalagi kalo si dia tahu nama kita, trus manggil kita.

HAHAHA. Jujur, pas bagian ini gue setuju banget.

Pada nyatanya, untuk para secret admirer--dalam hal ini termasuk gue-- dengan ngeliat dia dari jauh itu emang beneran udah bikin seneng banget. Bahkan kadang bisa langsung ningkatin mood yang saat itu lagi jelek. Ya misalnya, abis berantem sama temen. terus tiba-tiba dia lewat. mesti lo langsung pada mandangin dia dengan takjub. dan... Taraaa!!! sisa hari yang kayaknya ga bisa lo habisin dengan suka cita itu berubah jadi hari paling menyenangkan. bibir lo ga pernah berhenti tersenyum, dan masalah lo seolah terlupakan.

jadi secret admirer itu.. hmm..

sebenarnya, menurut gue sendiri untuk jadi secret admirer lo harus punya jiwa dan raga yang kuat.

kenapa?

karena, hidupnya secret admirer itu di habiskan dengan selalu mencari tahu. iya, mencari tahu segala sesuatu yang berkaitan dengan si dia. kalo kata bang Oka lagi, Kepoers Sejati!

 "Rasa penasaran itu seperti candu"--Oka

 Iya. lagi-lagi gue setuju dengan kata-kata bang Oka yang ini. memang sih, rasa penasaran itu candu yang paling besar. bahkan saking lebay-nya gue. gue mengkategorikan rasa penasaran atau kepo itu ke dalam golongan Narkoba!


Rasa penasaran para secret admirer ini kadang diungkapkan dengan stalking TL si doi. ngepoin facebooknya, atau kalo yang belum tahu username sama nama FB si gebetan bakalan dikorek sampe akar-akarnya! sampe ketemu FB sama twitternya. dan kalo ketemu.. rasanya itu seneng bukan main. sampe loncat-loncat dan teriak-teriak sendiri. #iyainigue #iyainipengalaman

selain itu, karena secret admirer kerjaannya stalking, raganya harus kuat. kuat begadang sampe malem scroll TLnya. 

seorang secret admirer sejati itu juga tau apa jadwal sang gebetan. bahkan mungkin saking hafalnya, hafalan dia daripada sang gebetan sendiri. misalnya gue, gue tahu kapan jadwal doi futsal. kapan waktu saat kelas gue sama dia sampingan dan satu lantai. bahkan kadang gue hafal, kapan aja dia ada di laboraturium, hari apa aja, ya.. gitudeh ._.

kata bang Oka lagi, saking mudahnya hidup seorang secret admirer, bahkan sakitnya aja di permudah. dengan dia deket sama orang lain yang bukan kita contohnya.

lagi-lagi gue mengangguk patuh dengan kata satu ini. gimana ngga? gue pernah lebih aneh lagi. ngeliat dia foto bareng sama kaka tingkatnya aja gue jeles, mau nangis pula. bahkan saking keselnya, fotonya gue crop. HAHAHAH #inifreak #janganditiru.

ya gitu deh hidupnya secret admirer, penuh warna. cepet ganti mood, sering kangen sendiri, cepet seneng, tapi sedihnya lebih cepet.

P.S : untuk yang masih bertahan jadi secret admirer, yang sabar yaaa *ketjup basah*