Seharusnya gue ga pernah berharap..
Pernah ngomong ke diri sendiri kayak gitu nggak? gue... sering.
Kadang kala sebuah harapan yang kita buat itu secara ga langsung menyakiti diri sendiri.
atau.. kadang malah bikin putus asa sendiri.
iya. tepat! berharapnya ga pasti soalnya.
berharap yang ga pasti itu cuma bikin capek hati. capek menebak-nebak. capek nunggu kepastian, capek untuk terus ngeyakinin diri sendiri.
berharap yang ga pasti itu seperti menangkap angin.
iya. tau kan menangkap angin? He.em sia-sia.
berharap yang ga pasti itu emang kayak angin. ga bisa di tangkap, ga bisa di pegang, hanya bisa dirasakan. itupun, yang ngerasain hanya diri sendiri.
kadang pula, harapan itu lebih menyakitkan dibanding sebuah kenyataan.
juga lebih pahit..
harapan yang ga pasti itu cuma jadi beban pikiran. nambah-nambahin masalah di otak.
tapi sayangnya, biarpun kenyataannya begitu, masih banyak orang yang tetap berharap dalam sebuah ketidakpastian.
sebenarnya, ketidakpastian sendiri ada karena kita ga mau memastikan. ga mau mencari tahu kepastiannya sendiri. maunya tetap menunggu, sampe kepastian itu datang sendiri.
tapi sampai kapan?
kadang pula, gue suka bertanya-tanya sama diri gue sendiri, untuk apa gue terus berharap yang ga pasti.
ya contohnya berharap ama 'Dia'
padahal, gue tahu kenyataannya. dia ga pernah ngeliat ke arah gue sedikitpun.
tapi, gue tetep keukeh nunggu dia ngeliat gue .
iya. ini bodoh. saat lo ga ngelakuin apapun untuk sekedar nunjukin ke dia kalo lo 'ada' tapi berharap dia sadar keberadaan lo.
kadang pula, gue sering mau nyerah sama perasaan. sama keadaan.
tapi, saat gue mencoba untuk nyerah sama sebuah perasaan yang didesak keadaan, ketika itu pula harapan lain tumbuh saat ngeliat dia datang.
ngeliat jejaknya dari jauh. yang walau gue tahu, bukan ke arah gue.
itu menyakitkan.
dan anehnya di tengah kesakitan itu, harapan baru muncul. atau.. harapan yang lama semakin kuat.
0 komentar:
Posting Komentar