Tuhan menciptakan manusia dengan akal, pikiran, bentuk, dan
ego yang berbeda-beda. Termasuk kepribadian dan cara menyampaikan sesuatu. Kadang
ada sekelompok orang yang bisa dengan mudahnya ngeluarin emosi yang mereka
punya. Dan ini sering disebutnya Ekstrovert. Sebagian orang lagi Cuma bisa
mendem emosi yang mereka punya di dalam hati. Sampai matahari berdampingan sama
bulan, atau sampai ladang gandum berubah jadi kokocrunch juga orang-orang ini
jarang yang mau ngeluarin emosinya.
Maka dari
itu, bersyukurlah kamu-kamu sekalian yang bisa mengeluarkan emosi dengan
gampangnya. Emosi disini ga cuma tentang marah-marah doang. Bahagia, kesel,
sedih juga termasuk emosi. Tapi di Indonesia emosi mengalami persempitan makna
yang akhirnya Cuma dianggap sebagai ‘marah-marah’
aja. (sumber dari artikel yang gue baca)
Di luar
sana, banyak orang yang gabisa ngeluarin apa yang ada di diri mereka. Kalian
gatau kan arti sebuah senyuman dari seseorang? Pernah mikir juga ga ketika
orang tersebut tersenyum jauh di dalam sana dia mengalami sesuatu yang sangat
berat? Atau senyum merupakan satu-satunya senjata yang menguatkan dia untuk
menghadapi segala masalahnya?
Tapi kadangkala,
orang yang bisa mengeluarkan emosi
dengan gampangnya ini ga mikirin perasaan orang lain. Cuma mengutamakan apa
yang mereka pikirin dan mereka rasain. Lalu dengan gampang berkoar-koar ga
tentu arah. Bikin yang baca atau yang denger juga ga enak hati dan mikir, “Ini
buat gue bukan sih?”
Sekarang
gue mau tanya deh sama orang-orang yang menganggap dirinya ‘Power’ banget
dengan marah-marah ke sembarang orang dan nyebar-nyebar di sosmed. Apa yang
kalian rasain setelah dengan enaknya marah-marah di sosmed atau orang yang
bikin kalian kesel? Lega? Atau merasa hebat banget gitu? Mau nunjukkin apasih? Power?
Atau mau sombong dan ditakuti orang? Emang sehebat apa kalian? Udah bisa nemuin
bohlam? Atau nemuin benua amerika sampai emosinya ga dikontrol gitu? :))
Sedihnya,
disini gue diciptakan terlalu ‘Perasa dan Merasa’ dimana ketika seseorang yang
pernah deket sama gue dan ada di circle gue marah-marah tentang sesuatu, gue
selalu mikir pertama kali adalah, “Apa yang gue lakuin sih?” atau, “Ini buat
gue ya? Kan gue nggak ngapa-ngapain.”
Seperti
yang gue bilang diatas, ada orang yang bisa speak up dengan mudahnya dan nggak.
Nah, sekarang, coba deh yang biasanya berkoar-koar dalam menyuarakan emosinya
itu ada di situasi dimana dia ga bisa ‘speak up’ apa yang mereka rasain seperti
orang-orang Introvert. Kuat nggak? Pernah ngerasain betapa sedihnya nggak? Atau
ketika lagi super duper kecewa terhadap sesuatu tapi gabisa ngapa-ngapain dan Cuma
bisa bilang, “gue gapapa kok.” Sambil senyum?
Gue yakin gakuat :)
Disini
gue ga menyindir pihak siapapun ya. Kalo diantara kamu-kamu semua ada yang
merasa ya coba intropeksi diri aja deh. Coba kontrol emosinya. Lo pikir, dengan
marah-marah di sosmed atau teriak teriak di depan orang itu membuat lo tinggi
dan diatas? Nggak :). Justru lo terlihat rendah. Amat rendah.
Think,
think, thinking before you speak. Atau seenggaknya kalo mau marah, dan kritik
orang selalu pilihlah dengan kata-kata yang pantas. Dengan halus. Gausah segala
kebun binatang dikeluarin, segala istilah kotor dalam bahasa planet lo omongin.
Apalagi menghina-hina dengan kata-katain. Lah situ siapa? malaikat jibril?
Udah banyak
orang yang gue Mute atau sekedar gue block karena gue gasuka sama apa yang
mereka omongin. Maksud gue, cara mereka menyampaikan pendapat mereka itu,
bener-bener rendah. Gue pun gak luput dari kesalahan. Ya mana ada manusia yang
bersih dari dosa? Maka dari itu, disini gue juga mau nyampein sih kalo ada yang
gasuka gue, daripada nyindir gue dengan gak jelas, ya monggo bisa kritik gue
dengan men-tag nama gue atau mention gue atau inbox gue suka suka lo lah
pokoknya. Gue juga mau terimakasih buat orang-orang yang udah ngedukung gue,
ngulurin tangannya buat gue, etc. Yang udah baca tulisan gue dan komen. Makasih
banget!
Gue juga
bukan orang yang gampang menerima kritikan, tapi selama kritiknya membangun dan
bisa membangun gue untuk lebih baik, ya gue terima dengan suka hati.
At least, gue ga menyindir siapapun.
Cheers!
Salam damai.