Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 10 Februari 2015

Speak Up? Be Careful


Tuhan menciptakan manusia dengan akal, pikiran, bentuk, dan ego yang berbeda-beda. Termasuk kepribadian dan cara menyampaikan sesuatu. Kadang ada sekelompok orang yang bisa dengan mudahnya ngeluarin emosi yang mereka punya. Dan ini sering disebutnya Ekstrovert. Sebagian orang lagi Cuma bisa mendem emosi yang mereka punya di dalam hati. Sampai matahari berdampingan sama bulan, atau sampai ladang gandum berubah jadi kokocrunch juga orang-orang ini jarang yang mau ngeluarin emosinya.

                Maka dari itu, bersyukurlah kamu-kamu sekalian yang bisa mengeluarkan emosi dengan gampangnya. Emosi disini ga cuma tentang marah-marah doang. Bahagia, kesel, sedih juga termasuk emosi. Tapi di Indonesia emosi mengalami persempitan makna yang akhirnya Cuma dianggap sebagai  ‘marah-marah’ aja. (sumber dari artikel yang gue baca)

                Di luar sana, banyak orang yang gabisa ngeluarin apa yang ada di diri mereka. Kalian gatau kan arti sebuah senyuman dari seseorang? Pernah mikir juga ga ketika orang tersebut tersenyum jauh di dalam sana dia mengalami sesuatu yang sangat berat? Atau senyum merupakan satu-satunya senjata yang menguatkan dia untuk menghadapi segala masalahnya?

                Tapi kadangkala, orang yang  bisa mengeluarkan emosi dengan gampangnya ini ga mikirin perasaan orang lain. Cuma mengutamakan apa yang mereka pikirin dan mereka rasain. Lalu dengan gampang berkoar-koar ga tentu arah. Bikin yang baca atau yang denger juga ga enak hati dan mikir, “Ini buat gue bukan sih?”

                Sekarang gue mau tanya deh sama orang-orang yang menganggap dirinya ‘Power’ banget dengan marah-marah ke sembarang orang dan nyebar-nyebar di sosmed. Apa yang kalian rasain setelah dengan enaknya marah-marah di sosmed atau orang yang bikin kalian kesel? Lega? Atau merasa hebat banget gitu? Mau nunjukkin apasih? Power? Atau mau sombong dan ditakuti orang? Emang sehebat apa kalian? Udah bisa nemuin bohlam? Atau nemuin benua amerika sampai emosinya ga dikontrol gitu? :))

                Sedihnya, disini gue diciptakan terlalu ‘Perasa dan Merasa’ dimana ketika seseorang yang pernah deket sama gue dan ada di circle gue marah-marah tentang sesuatu, gue selalu mikir pertama kali adalah, “Apa yang gue lakuin sih?” atau, “Ini buat gue ya? Kan gue nggak ngapa-ngapain.”

                Seperti yang gue bilang diatas, ada orang yang bisa speak up dengan mudahnya dan nggak. Nah, sekarang, coba deh yang biasanya berkoar-koar dalam menyuarakan emosinya itu ada di situasi dimana dia ga bisa ‘speak up’ apa yang mereka rasain seperti orang-orang Introvert. Kuat nggak? Pernah ngerasain betapa sedihnya nggak? Atau ketika lagi super duper kecewa terhadap sesuatu tapi gabisa ngapa-ngapain dan Cuma bisa bilang, “gue gapapa kok.” Sambil senyum?

Gue yakin gakuat :)

                Disini gue ga menyindir pihak siapapun ya. Kalo diantara kamu-kamu semua ada yang merasa ya coba intropeksi diri aja deh. Coba kontrol emosinya. Lo pikir, dengan marah-marah di sosmed atau teriak teriak di depan orang itu membuat lo tinggi dan diatas? Nggak :). Justru lo terlihat rendah. Amat rendah.

                Think, think, thinking before you speak. Atau seenggaknya kalo mau marah, dan kritik orang selalu pilihlah dengan kata-kata yang pantas. Dengan halus. Gausah segala kebun binatang dikeluarin, segala istilah kotor dalam bahasa planet lo omongin. Apalagi menghina-hina dengan kata-katain. Lah situ siapa? malaikat jibril?

                Udah banyak orang yang gue Mute atau sekedar gue block karena gue gasuka sama apa yang mereka omongin. Maksud gue, cara mereka menyampaikan pendapat mereka itu, bener-bener rendah. Gue pun gak luput dari kesalahan. Ya mana ada manusia yang bersih dari dosa? Maka dari itu, disini gue juga mau nyampein sih kalo ada yang gasuka gue, daripada nyindir gue dengan gak jelas, ya monggo bisa kritik gue dengan men-tag nama gue atau mention gue atau inbox gue suka suka lo lah pokoknya. Gue juga mau terimakasih buat orang-orang yang udah ngedukung gue, ngulurin tangannya buat gue, etc. Yang udah baca tulisan gue dan komen. Makasih banget!

                Gue juga bukan orang yang gampang menerima kritikan, tapi selama kritiknya membangun dan bisa membangun gue untuk lebih baik, ya gue terima dengan suka hati.

At least, gue ga menyindir siapapun.

Cheers!


Salam damai.

Kamis, 05 Februari 2015

#Throwback Masa SMA : IPA 3


Masa SMA bisa dikategorikan masa paling indah. Juga masa paling buruk bagi beberapa orang. Tergantung gimana dan bagaimana kita menjalaninya sih. Oh, dan ya, tergantung dengan siapa juga kita menjalaninya.
                Tulisan ini dipersembahkan buat mengenang masa-masa SMA gue yang.. uhm.. iya, absurd. Masa-masa dimana gue belajar tentang hidup, tentang pentingnya arti orang tua dan keluarga, tentang arti teman yang akhirnya jadi keluarga, tentang sesuatu yang membentuk gue jadi “gue” yang sekarang, tentang perjuangan dari awal hingga akhir.
                Di SMA gue dipertemukan dengan sekumpulan orang-orang yang terkumpul dalam IPA3. Iya, kami semua kenalan di kelas 11IPA3. Masih polos, masih belum kenal siapa-siapa. Masih malu-malu buat nyapa. Masih elo-elo gue-gue.
                Dulu kami ga sekompak seperti apa yang terjadi setahun belakangan. Iya, gue akui itu. Kami melalu tahap dan proses hingga akhirnya jadi sebuah ikatan yang gue anggep keluarga. Dimana ketika inget, gue merasa kangen luar biasa. Dimana dulu, gue menjadikan kelas sebagai pelarian gue dari segala masalah dengan sekedar ketawa dengan apa yang diperbuat temen-temen gue. Iya, segitunya.
                Proses itu kami lalui sama-sama. Mulai dari yang nggak kenal, lalu mulai kenal satu sama lain, membentuk circle-circle yang nyaman sesuai kepribadian masing-masing, persaingan akademik, gosip sana-gosip sini, nyela satu sama lain, jelek-jelekin satu sama lain, yang akhirnya baikan dan jadi kayak sekarang.
(Sebelumnya, ini foto waktu jaman gue belum tobat sih. wakakak. iya maafin. abis gimana dong *diceramahin ustad*)
Iya ini kita. IPA 3

Dan cerita kita dimulai disini.

Banyak banget kenangan gue dengan anak-anak IPA 3 yang.. yaudah, gabisa gue gambarin deskripsinya dengan jelas. dari yang ga jelas, mengharukan, ngeselin, lucu, banyak pokoknya. Dari ada yang cinlok, adanya ketua suku dengan salam "huhu-haha-nya" sampe Sipoh yang ntah kenapa bisa populer dengan batuknya yang legendaris (?)


Pertama, inget ini nggak temen-temen? iyap! ini foto kita semua ketika lagi study tour ke bali tahun 2011. inget juga nggak kita jadi peserta dari kelas yang paling banyak? hampir satu kelas ikut! hohoho. itu satu bis berasa disewa pribadi ya? wkwk. yang lain numpang :"). bersama dengan Wali kelas paling hacep(pada masanya). gue akui disini kita kompak banget. ya walau masih ada gep-gep dengan kelompok masing-masing kan. ya namanya juga penyesuaian.



Next, inget ini foto abis ngapain? iya! hahaha. ini foto abis kita berhacep bareng joget dangdut di hotel (lebih pantes disebut kos-kosan sih..) di bali. Dengan gak tau malunya kita joget berasa dunia penghuninya kita doang. ditambah dengan mbak-mbak biduan yang... woooh parah lah pokoknya. sampe sekarang gue juga masih binggung kenapa para guru ngundang mbak-mbak biduan yang begitu wow untuk anak sekolahan macam kita :'). masih jadi rahasia illahi yang, Wallahualam..

Bonus foto waktu lagi joget hacep. DWP kalah PETJAH!
(maafin muka gue yang gabisa dimaafin) (kenapa gue di depan ya allah)

Dan taraa! ini foto bersama Pak Darmanto yang jadi guru paling berkesan buat kita dibanding wali kelas kita sendiri. wkwkwk. iya, kelas lain sibuk foto sama wali kelasnya, kita? ada niat buat foto sama wali kelas sendiri aja nggak ada kalo nggak disuruh. malah repot rebutan foto sama Pak Darmanto. wkwk. Inget nggak? gimana kita ngisengin Pak Kimia (gue lupa namanyaa aak!) dengan sengaja  nge-set Proyektor biar mati sendiri dalam satu jam? terus untungnya beliau gak sadar ada pemberitahuan dari layar proyektor yang bakal mati 5 menit dan kita mulai pandang-pandangan panik gajelas takut ketauan? HAHA itu kocak sumpah. dan akhirnya saat proyektor mati kita semua dengan kompak bilang "Yah, Pak, Proyektornya mati sendiri. udah pak gausah pake proyektor. eh, Pak tinggal 5 menit lagi udah gausah belajar ya, Pak." terus dengan teknik yang sama kita juga ngerjain Pak Darmanto dengan ini? yang akhirnya besoknya Pak Darmanto bilang, "Kalian semua kreatif ya, matiin proyektor. dikira saya gatau apa." sambil senyam senyum yang akhirnya kita cuma bisa nyengir ga berdosa. HAHAHAH


Ini momen yang paling gue inget juga, saat kita semua dengan niat dan tulus ngedukung tim kelas kita yang biarpun mainnya kacau nggak karuan yang penting disemangatin aja judulnya. hahaha. ini niat banget kan sampe bawa foto pahlawan yos sudarso ke lapangan. sampe yang jadi komentator bola bilang, "YA! Ini supporter 12 ipa 3! banyak sekali.. tapi itu foto siapa itu yang dibawa?" "YOS SUDARSO PAK! FOTO WACE PAS MUDA!" wkwkwk. gila pokoknya mah gue ketawa doang disitu. pulang pulang serek :")

Selfie rame rame abis tanding futsal yang akhirnya... kalah kalah juga.

Abis ngapa-ngapain pokoknya mah selfie!
Abis drama bahasa inggris (ujian praktek)
(Why muka gue di depan terus..)

Foto bareng (lagi) abis dukung Ka Nadia yang lomba nyanyi sama Vany
yang jadi model boong-boongan (?)

Gawl parah lagi panas-panas mau olahraga aja foto. Subhanallah.
Intinya, banyak banget kenangan dari kalian yang susah buat gue lupain. dan banyak banget yang ga bisa di ceritain. gue cuma mau bilang, gue kangen IPA 3 dengan formasi lengkapnya. IPA 3 yang dengan seenak jidatnya ngecap diri jadi kelas paling terkaya cuma karena satu-satunya kelas yang punya dispenser. wkwk. ya gitu, gue mau terimakasih untuk 2 tahun yang lalu untuk semua kenangannya, untuk semua perjuangannya, untuk semua yang menemani dari jatuh-bangun-jatuh-bangunnya. untuk semua yang mau memaklumi bahasa jawa gue yang ancur parah. untuk yang bersabar ngajarin gue hanacaraka dan segala istilah istilah jawa yang ga gue ngerti, dan dengan baik hatinya ngasih contekan saat ujian bahasa jawa. (lah aib) huhuhu. terimakasih banyak, kalian.

Terimakasih atas pelajaran-pelajaran yang menjadikan gue kuat (padahal cengeng banget sekarang)

Doa gue, semoga kalian semua, bener-bener bahagia atas apa yang kalian lakuin dan jalanin sekarang. semoga kita semua benar-benar bisa ketemu lagi saat kita semua udah ada 'diatas' dengan segala cita-cita yang sampai. gue bener-bener nunggu kabar bahagia dateng dari kalian semua.

See you on top, IPA 3

Regards,
Widia Apriliani. absen 27