“LIAAAA!! INI RUMAH BELOM DIBERESIN?! YA
AMPUUN KOTORNYA!” Teriakan Mamah yang bisa bikin satu RT kena penyakit budeg
itu bergema ke seluruh rumah. Membuat gue yang lagi asik tidur di kasur segera
meloncat turun dengan terkaget-kaget.
“Iya.
Nanti aku beresin kok. Bentar lagi.” Kata gue mencoba merayu lalu kembali
berjalan ke arah kasur untuk kembali tidur.
“Nanti
lagi kapan?! Kamu tuh udah perawan kok ya males banget sih?” Mamah masih
mengomel, membuat gue sedikit menutup kuping yang pengang akibat suaranya.
Dengan malas, gue memutar tubuh ke arah kamar mandi untuk mencuci muka.
Mengabaikan ocehan-ocehan aneh yang semakin lama di dengar semakin absurd.
Kalo
Rinso punya kekuatan sepuluh tangan, Mamah gue punya kekuatan sembilan mulut.
Iya, saking banyaknya, kalo dia udah mulai ngomel tentang sesuatu itu
panjaaaaang banget kayak empat kereta yang digabung jadi satu! Ga ada abisnya,
Bro! Belum lagi kalau ditengah ocehannya itu kepotong sama suatu kegiatan.
Mulanya, gue kira bakal berakhir. Tapi ternyata nggak, Beliau akan ngelanjutin
setelah kegiatannya itu selesai. Dan tetep.. panjang!
Lain
Mamah, lain juga Bapak. Bapak gue cenderung kalem. Tapi dalam satu waktu, bisa
berbuat konyol. Hobinya kentut. Ini aneh. Bapak gue termasuk salah satu dari
orang-orang dunia yang bisa kentut dalam waktu dan suasana apapun. Kalau beliau
udah nepuk-nepuk perutnya, patutlah waspada. Karena itu kode supaya kita
mengambil jarak aman. Iya, jarak aman kalo ga mau mati muda.
Sebenarnya
kehidupan dan keluarga gue bisa dibilang cukup normal. Gue adalah salah satu
mahasiswi di sebuah Universitas Negeri di daerah Tangerang Selatan. Punya adik
dua yang lumayan normal, tapi keseringan aneh. Hidup gue, ga bisa digolongkan
dalam hidup orang beruntung, ataupun sial. Seperti lagu dangdut,
Yang
sedang-sedang sajaa
Yang
pentingg, dia setiaaaa~
Asek asek joss!
Oke, Maaf. Suka
keterusan kalo udah asik.
**
0 komentar:
Posting Komentar