Ketika kamu Jatuh Cinta..
Dunia seakan lebih berwarna. Ga hanya satu warna, bahkan banyak warna. Semua kelihatan indah, keliatan lucu, keliatan bagus, keliatan ga ada cela, ga ada jeleknya.
Bahkan, sesuatu yang gak kamu suka jadi keliatan biasa aja, atau bahkan kamu ga keberatan untuk ngelakuinnya. Senang malah.
Ketika Kamu Jatuh Cinta..
Malam jadi semakin pendek, atau bahkan malam hanya sebagai pajangan yang bahkan tak kamu hiraukan keberadaannya. Karena kamu tahu, yang kamu harapkan, yang kamu nantikan, sebenarnya pagi. Saat mentari menampakkan sinarnya. Saat dia menunjukkan wujudnya. Dan saat dia bangun dari peraduannya.
Itu waktu yang paling kau rindukan kan? karena pada saat pagi, harapan itu kembali datang, dan muncul.
Ketika Kamu Jatuh Cinta..
Yang kamu ingat hanya dia. Dia yang berhasil merebut perhatianmu, dia yang berhasil menyentuh hatimu, dia yang menyita seluruh perhatianmu tanpa sisa. Dia yang duduk dengan pongahnya di tingkat teratas hatimu, dia yang berkeliaran tanpa henti di fikiranmu. Iya kan?
Ketika Kamu Jatuh Cinta..
Kamu menempatkan dia sebagai mataharimu. Kamu menjadikan dia sebagai semestamu, bumi-mu, tempat kamu berputar. Kamu menempatkan dia sebagai pusat dari segala emosimu, bahagiamu, kesedihanmu. Kamu anggap, bahagianya itu pasti bahagiamu juga. Dan, bahagiamu sudah pasti karena dia, walau belum pasti bahagiamu adalah bahagianya juga.
Ketika Kamu Jatuh Cinta..
Semuanya seakan menjadi hal yang wajar dan semestinya dilakukan. Kamu yang tersenyum saat melihat dia dari kejauhan. Kamu yang menanti derap langkahnya. Kamu yang benar-benar mengejar semua kesempatan untuk menemuinya. Kamu, yang dengan senangnya, menganggap kamu dan dia jodoh saat hal-hal kecil itu terjadi diantara kalian. Kamu, dengan segala kebodohanmu.
Tapi ketika kamu, benar-benar Mencintainya...
Semua terasa Ikhlas. Ketika dia yang kamu anggap sebagai semestamu itu tak meresponmu sedikitpun, kamu masih tetap menyukainya. Ketika dia yang jadi pusat segala bahagia dan sedihmu itu bahkan tak melihat ke arahmu sedikitpun, kamu masih dengan setianya menempatkan dia di atas hatimu tanpa berniat sedikitpun melengserkannya dari sana.
Bahkan ketika kamu tahu, bahwa semua perasaan dan rasamu itu berakhir sia-sia karena dia yang kamu anggap mataharimu itu tak membalas semua perasaanmu itu. Mungkin kamu kecewa. iya, memang. Tapi jika aku tanya satu hal tentang semua ujung perasaan ini: Apakah perasaan itu masih ada? coba lihat disana. di hatimu. Rasa itu memang kecewa, tapi tidak hilang. Cinta itu memang terluka, tapi tidak lenyap.
Karena sejatinya, Cinta dan perasaan itu adalah sebuah bentuk lain dari merelakan, merelakan yang memang seharusnya direlakan. Melepaskan, sesuatu yang memang bukan tercipta untuk ini. Tidak perduli berapa lama kamu mengejar dia, si Mataharimu. Tak perduli, seberapa kuatnya kamu menahan dia disana, Cinta akan menunjukkan jalan ajaibnya padamu.
Ketika kamu menyukai seseorang, sangat menyukai seseorang. Ketika ada seseorang yang mengasihinya, mencintainya. Maka kamu akan benar-benar dari hati yang paling dalam mendoakan dia, bahagia selamanya-- You're The Apple of My Eye.
0 komentar:
Posting Komentar